SEMARANG, SENIN- Bhiksu Rshi Dewa Dharmaputra Mahastavira meninggal di Kudus pada tanggal 27 Desember 2008 dalam usia hampir 100 tahun. Dewa merupakan bhiksu paling tua di Indonesia yang gencar memperjuangkan agama Buddha yang bercorak Indonesia.
Dewa menghembuskan napasnya yang terakhir di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus pukul 13.35 WIB karena sakit ketuaan dan disemayamkan di Rumah Duka Vihara Maha Bodhi Semarang. Jenazah akan dikremasi tanggal 2 Januari di Krematorium Kedungmundu, Kota Semarang pukul 10.00 WIB.
Bhiksu yang melayani di Vihara Buddhayana, Rembang, Jawa Tengah, ini terkenal dengan perhatiannya yang besar terhadap budaya Jawa. Ia selalu mengajarkan budaya Jawa kepada setiap penganut agama Budha di Jawa dan Lampung. Hal itu diwujudkan dalam doa-doa yang diucapkan dalam Bahasa Jawa.
Ketua Umum Shangha Agung Indonesia Nyana Suryanadi Mahathera di Kota Semarang, Senin (29/12) mengungkapkan, Bhiksu Dewa telah mewarnai agama Buddha dengan budaya Jawa yang kental. "Beliau sangat menyukai gending-gending Jawa, bahkan terakhir beliau membentuk semacam paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jawa," kata Bhiksu Suryanadi.
Suryanadi juga mengungkapkan, Bhiksu Dewa yang lahir tanggal 26 Maret 1909 itu tidak pernah lelah dalam melakukan pengabdian kepada umat. Bahkan saat usianya sudah menginjak 80 tahun, Bhiksu Dewa masih semangat pergi ke pelosok-pelosok desa naik bus.
Salah satu bhiksu yang pernah menjadi murid Bhiksu Dewa, Arya Kusalo dari Vihara Budhi Kalingga Jepara mengatakan, terakhir kali Bhiksu Dewa meminta ulang tahunnya dirayakan pada tanggal 22 Juli lalu. "Yang saya ingat betul, bhante mendidik murid dengan sangat tegas dan mengedepankan nilai-nilai kejujuran. Bhante juga selalu mengingatkan, bahwa budaya Jawa jangan sampai hilang,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar